top of page
Search

Taman Sari: Keindahan yang Sarat Akan Makna

  • Writer: Diella Yasmine
    Diella Yasmine
  • Aug 17, 2023
  • 4 min read

Updated: Jan 22, 2024


ree

Yogyakarta, 3 Agustus 2023 – Pada awal bulan Agustus ini saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Yogyakarta. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali. Namun sejak kecil, saya hanya mengenal Keraton dan Malioboro di Kota Pelajar ini. Di tengah-tengah riset pekerjaan, saya pun menyempatkan diri untuk mengeksplor lebih jauh lagi keindahan kota Jogja. Dari berbagai destinasi yang saya kunjungi, Taman Sari meninggalkan kesan yang mendalam dan indah. Sama seperti tempatnya. Berikut ini catatan perjalan saya dan berbagai info yang saya dapatkan selama mengikuti tour di Taman Sari. Semoga kamu senang membacanya ya.



Di sisi barat daya Keraton Yogyakarta, berdiri sebuah bangunan megah nan indah dengan kolam-kolam pemandian dan taman-taman hijau yang dipayungi dengan pepohonan rindang. Ketika menginjakkan kaki di tempat ini, siapapun tidak bisa berhenti mengagumi arsitektur monumental yang sarat akan makna. Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I di tahun 1758, destinasi ini memiliki luasan lebih dari 10 hektar dengan 57 bangunan bergaya Eropa yang meliputi kolam pemandian, danau buatan, terowongan bawah tanah, kanal air, jembatan gantung, dan masjid.


Pembangunan Taman Sari sendiri dimulai setelah proses penandatanganan Perjanjian Giyanti, dimana sebelumnya telah terjadi perpecahan di dalam Keraton yang mengakibatkan terbelahnya Mataram menjadi dua bagian yakni Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.


Menurut informasi yang disampaikan oleh guide, Taman Sari dulunya merupakan danau yang cukup luas, yang terhubung ke pusat keraton melalui segaran atau danau buatan. Sehingga Sultan dan keluarga kerajaan kerap mendayung sampan untuk mencapainya.


Setelah membayar tiket masuk seharga Rp15.000, pengunjung akan disambut dengan bangunan bertingkat yang dinamakan Gedhong Gapura Panggung. Gapura ini dulunya menjadi tempat singgasana sang raja untuk menyaksikan pertunjukan tari dan gamelan. Tepat didepannya, terdapat halaman berbentuk segi delapan dengan 4 buah bangunan kembar yang disebut Gedhong Sekawan. Pada masanya, bangunan ini tidak hanya digunakan sebagai tempat para pemain gamelan saat mengiri pertunjukan, tetapi juga berfungsi sebagai pengeras suara. Masing-masing bangunan memiliki empat buah pintu lengkung (arches) tanpa pintu dan atap tinggi sehingga dapat menggemakan suara alunan musik yang dimainkan.


Masuk lebih dalam ke area Taman Sari, kita akan menemukan sebuah kompleks dengan tiga buah kolam pemandian, yaitu Pasiraman Umbul Winangun yang memiliki fungsinya masing-masing. Umbul Pamuncar untuk para selir dan Umbul Kawitan untuk putri-putri raja terletak di bagian luar, yang dipisahkan oleh sebuah menara. Sementara, Umbul Panguras untuk para istri raja merupakan area privat yang terletak di bagian dalam.


Menurut cerita yang disampaikan oleh guide, selir-selir yang sedang berada di kolam akan diamati oleh raja dari dalam menara. Kemudian ia akan melemparkan bunga kantil ke arah mereka. Barangsiapa yang mendapat lemparan tersebut dapat menikmati waktu berdua dengan raja bahkan dapat dipinang menjadi permaisurinya.


Meski dibangun pada abad ke-17, Taman Sari merupakan salah satu bangunan yang paling menawan dan modern pada zamannya. Tidak hanya dari segi desain dan arsitekturnya, kawasan pemandian juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang diantaranya seperti ruangan penghangat badan dan ruang ganti yang lengkap dengan kabinet kayu untuk menyimpan pakaian.


Meski dikenal sebagai pesanggrahan atau tempat peristirahatan, Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan. Fungsi tersebut tampak pada tebal dan tingginya tembok yang mengelilinginya, gerbang yang dilengkapi tempat penjagaan, menara pengawas berlantai dua yang disebut Gedhong Lopak-lopak, bastion (tempat menaruh persenjataan), dan urung-urung. Saat terjadi serangan, Sultan dan keluarganya dapat menyelamatkan diri lewat jalan bawah tanah. Kemudian pintu air akan dibuka sehingga akan mengaliri jalan dan menenggelamkan musuh yang mengejar. Selain itu, pintu-pintu di kawasan ini juga dibuat rendah. Hal ini dimaksudkan untuk memperlambat para penjajah, yang mayoritas bertubuh tinggi, untuk menyerang.


Pada kawasan ini juga terdapat sebuah bangunan yang mirip seperti benteng dengan dinding yang menjulang tinggi, yaitu Gedhong Kenanga. Dulunya, bangunan ini berdiri di atas sebuah pulau buatan Bernama Pulo Kenanga yang berada di tengah segaran. Dari anjungan tertingginya orang dapat mengamati kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya. Sebaliknya, dari kejauhan gedung ini tampak seperti mengambang di atas air. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemudian Taman Sari dijuluki sebagai “Istana Air” atau Water Castle.


Menurut berbagai catatan sejarah, sumber air yang mengairi kompleks Taman Sari diambil dari Sungai Winongo yang mengalir di sebelah barat istana. Namun saat ini danau buatan tersebut tidak lagi ada dan telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman.


Di sisi Selatan Pulo Kenanga terdapat Gedhong Panembung. Konon katanya, tempat ini merupakan ruangan yang penuh dengan kedamaian. Guide menginfokan bahwa dahulu Sultan mendayung sampan ke tempat ini seorang diri untuk menenangkan pikiran, berkontemplasi dan bermeditasi. Salah satu spot foto di area ini yang pastinya sudah sangat populer adalah Sumur Gumuling dimana terdapat pertemuan keempat undakan berbentuk lingkaran 360 derajat. Namun sayangnya, pengunjung sudah tidak dapat lagi berkunjung karena telah ditutup semenjak Pandemi.


Selain bangunan yang saya sebutkan di atas, sebenarnya masih banyak yang belum sempat di eksplorasi. Namun, jika ada kesempatan untuk berkunjung kembali, saya akan mengumpulkan lebih banyak lagi informasi untuk dijadikan bahan penulisan selanjutnya. Meski demikian, Taman Sari merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketika sedang traveling ke Yogyakarta. Untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, sangat disarankan untuk menyewa jasa guide selama tour. Selain bisa mendapatkan informasi menarik mengenai destinasi ini, kamu juga bisa mengabadikan momen di berbagai spot indah rekomendasi orang lokal dengan hasil yang memuaskan.


Selamat jalan-jalan dan belajar hal-hal baru ya.



Sumber:



Comments


bottom of page