Rumah Bertumbuh
- Jan 22, 2024
- 1 min read
Setahun yang lalu, setelah ayah saya divonis kanker paru, keluarga kami memutuskan untuk menyelesaikan rumah impian kami di Purwakarta. “Rumah peristirahatan”, ayahku menyebutnya. Setelah bertahun-tahun menunda pembangunannya, akhirnya rumah bertumbuh ini bisa kami nikmati untuk berkumpul bersama keluarga di akhir pekan atau di musim liburan.
Halamannya luas dan didesain persis seperti rumah Joglo khas Jawa. Disekelilingnya terdapat empang, kebun, pendopo, amben untuk bersantai, dan yang paling penting adalah ruang tamu yang mampu menampung 30 sampai 40 orang.
Dari mulai gerbang depan hingga sisi paling belakang rumah, semuanya didesain oleh ayah saya. Tanpa arsitek, tanpa desainer interior, tanpa bantuan konsultan.
Ibarat kata, rumah ini adalah master piece dari ayah saya yang hobi bangun rumah dan iseng-iseng desain seadanya. Meski demikian, harus saya akui, ayah saya sangat handal dalam mewujudkan mimpinya.
Meski terletak di tengah pedesaan, yang kalau malam saja lampu jalanannya minim, rumah ini menjadi salah satu destinasi peristirahatan favorit saya. Di tempat ini, banyak sekali momen bahagia yang kami lewatkan, mulai dari makan di pendopo bersama, berkebun bersama, menguras empang bersama, panen sayur mayur dan buah-buahan bersama. Rasanya hampir mustahil pengalaman ini saya dapatkan di kota besar seperti Jakarta.
Sama seperti namanya, "Rumah Bertumbuh", kami pun juga ikut tumbuh bersamanya. Tunggu keseruan-keseruan dan cerita-cerita hangat lainnya yang akan saya share di blog ini ya.
Comentários